
Kejar Akhirat, Dunia Dapat!
Mengejar kebahagiaan akhirat akan
memberikan keuntungan berlipat ganda, termasuk di dunia
APA sikap kita ketika
dihadapkan pada pilihan pelik antara mengejar kenikmatan dunia atau berfokus
pada kebahagiaan akhirat? Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan
panduan yang jelas tentang bagaimana seharusnya kita menata hidup agar tidak
hanya meraih kebahagiaan di akhirat, tetapi juga mendapatkan kemudahan di
dunia.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang sangat
relevan dengan topik ini adalah QS. Asy-Syura [42]: 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan
di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang
menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan
dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syura [42]: 20).
Ayat ini menjelaskan bahwa mengejar
akhirat tidak berarti kita harus meninggalkan dunia. Justru, dengan fokus pada
akhirat, dunia akan mengikuti.
Syekh Thanthawi dalam tafsirnya,
Al-Wasith, menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan dua jenis orang dengan tujuan
berbeda dalam hidup. Orang yang bekerja demi akhirat akan mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah.
Sebaliknya, mereka yang hanya mencari
kenikmatan dunia akan mendapat sebagian dari dunia itu, tetapi tidak akan
mendapat bagian di akhirat.
Syekh Thanthawi menyamakan makna ayat ini
dengan QS. Al-Isra [17]: 18-19: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia
(saja), Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang
yang Kami kehendaki, dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya
dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan
akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.”
Para ulama juga telah memberikan
penekanan pada pentingnya mengejar akhirat sebagai prioritas utama, yang pada
gilirannya akan membawa kebaikan di dunia. Berikut adalah beberapa pandangan
ulama yang mendukung gagasan ini:
Pertama, Hasan Al-Basri:
يَا ابْنَ آدَمَ بِعْ دُنْيَاكَ بِآخِرَتِكَ تَرْبَحْهُمَا جَمِيعًا، وَلَا تَبِيعَنَّ آخِرَتَكَ بِدُنْيَاكَ فَتَخْسَرَهُمَا جَمِيعًا.
“Wahai anak Adam, juallah duniamu untuk
akhiratmu, maka kamu akan meraih keduanya sekaligus, dan janganlah menjual
akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan kehilangan keduanya sekaligus.”
(Shifat Ash-Shafwah 3/165)
Hasan Al-Basri menekankan bahwa menukar
dunia dengan akhirat adalah jalan untuk meraih kebahagiaan di kedua tempat.
Namun, menukar akhirat untuk dunia hanya akan menyebabkan kerugian di kedua
tempat.
Kedua, Aun bin Abdullah:
الدُّنْيَا مَمَرٌّ وَالْآخِرَةُ مَرْجِعٌ وَالْقَبْرُ بَرْزَخٌ بَيْنَهُمَا، فَمَنْ طَلَبَ الْآخِرَةَ لَمْ يَفُتْهُ رِزْقُهُ، وَمَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا لَمْ يَعْجِزِ الْمَلَكُ عِنْدَ انْقِضَاءِ أَيَّامِهِ
“Dunia ini adalah tempat perlintasan,
sedangkan akhirat adalah tempat kembali, dan kubur adalah pembatas di antara
keduanya. Barangsiapa yang mengejar akhirat, rezekinya tidak akan terlewatkan,
dan barangsiapa yang mengejar dunia, malaikat tidak akan kesulitan ketika hari-harinya
berakhir.”
Aun bin Abdullah mengingatkan bahwa dunia
hanyalah tempat persinggahan sementara dan akhirat adalah tempat yang kekal.
Mengejar akhirat akan memastikan rezeki di dunia tidak terlewatkan.
Ketiga, Abu Sulaiman Ad-Darani:
إِذَا كَانَتِ الْآخِرَةُ فِي الْقَلْبِ جَاءَتِ الدُّنْيَا تَزْحَمُهَا، وَإِذَا كَانَتِ الدُّنْيَا فِي الْقَلْبِ لَمْ تَزْحَمْهَا الْآخِرَةُ، لِأَنَّ الْآخِرَةَ كَرِيمَةٌ وَالدُّنْيَا لَئِيمَةٌ.
“Jika akhirat berada dalam hati, maka
dunia akan datang mendesaknya. Namun jika dunia berada dalam hati, akhirat
tidak akan mendesaknya, karena akhirat itu mulia dan dunia itu hina.”
Abu Sulaiman Ad-Darani menekankan
pentingnya memprioritaskan akhirat dalam hati. Dengan begitu, dunia akan
mengikuti dengan sendirinya.
Keempat, Yahya bin Mu’adz:
أَيُّهَا الْمُرِيدُونَ إِنِ اضْطُرِرْتُمْ إِلَى طَلَبِ الدُّنْيَا، فَاطْلُبُوهَا وَلَا تُحِبُّوهَا، وَأَشْغِلُوا بِهَا أَبْدَانَكُمْ وَعَلِّقُوا بِغَيْرِهَا قُلُوبَكُمْ، فَإِنَّهَا دَارُ مَمَرٍّ وَلَيْسَتْ بِدَارِ مُقَرٍّ
“Wahai orang-orang yang menginginkan
(akhirat), jika kalian terpaksa mencari dunia, maka carilah, tapi jangan
mencintainya. Sibukkan badan kalian dengan dunia, tetapi gantungkan hati kalian
pada selainnya (akhirat), karena dunia adalah tempat perlintasan, bukan tempat
menetap.” (Shifat Ash-Shafwah 4/343)
Yahya bin Mu’adz memberikan nasihat bijak
agar kita tidak terperdaya oleh dunia. Dunia hanyalah tempat singgah, dan
akhirat adalah tujuan akhir yang harus kita kejar.
Di antara yang bisa diambil pelajarannya
dari keterangan Al-Qur’an dan pernyataan ulama tersebut adalah: Pertama,
Prioritas Akhirat Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat:
Menurut QS. Asy-Syura [42]: 20 dan Tafsir
Syekh Thanthawi, mengejar kebahagiaan akhirat akan memberikan keuntungan
berlipat ganda, termasuk di dunia. Sebaliknya, fokus hanya pada dunia akan
mengakibatkan kerugian di akhirat.
Kedua, pandangan ulama menguatkan
pentingnya akhirat:
Pernyataan para ulama seperti Hasan
Al-Basri, Aun bin Abdullah, dan Abu Sulaiman Ad-Darani menegaskan bahwa
mengejar akhirat adalah kunci untuk mendapatkan rezeki dan kebahagiaan di
dunia. Pandangan ini menekankan bahwa dunia adalah tempat sementara yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan akhir di akhirat.
Ketiga, keseimbangan dalam kehidupan:
Yahya bin Mu’adz menyarankan agar kita
tetap bekerja dan mencari rezeki di dunia, tetapi tidak mencintainya melebihi
akhirat. Dunia adalah tempat singgah sementara, dan kebahagiaan sejati ada di
akhirat. Keseimbangan ini penting untuk menjalani hidup yang produktif dan
bermakna.
Keempat, rezeki di dunia tidak akan
terlewatkan:
Mengejar akhirat tidak berarti kehilangan
rezeki di dunia. Sebaliknya, seperti yang dijelaskan oleh Aun bin Abdullah,
mereka yang fokus pada akhirat akan mendapatkan rezeki dunia yang telah
ditetapkan untuk mereka tanpa kesulitan.
Kelima, pengaruh niat dan tujuan hidup:
Memiliki niat yang benar dan tujuan hidup
yang fokus pada akhirat akan membawa berkah dan kemudahan dalam kehidupan
dunia. Prinsip “Kejar Akhirat, Dunia Dapat!” menunjukkan bahwa dengan
mengutamakan yang kekal, kita juga mendapatkan kebaikan di dunia yang
sementara.